SSindonesia Makassar – Kepala Rutan Kelas I Makassar kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kedisiplinan dan integritas kerja di lingkungan pemasyarakatan.
Hal tersebut diungkapkan di hadapan seluruh jajarannya dalam amanat apel pagi di halaman kantor, Senin (24/6).
Jayadi menekankan pentingnya memiliki mental yang tangguh untuk menghadapi berbagai tantangan yang terjadi di dunia pemasyarakatan. Pesan ini disampaikan sebagai bentuk upaya untuk membangun budaya kerja yang solid dan bermartabat di lingkungan kerja Rutan Makassar.
“Kita harus siap menghadapi segala situasi dengan profesionalisme dan dedikasi tinggi. Dunia berkembang dengan pesat, oleh karena itu penting bagi setiap kita untuk melakukan perubahan, percepatan, dan keluar dari zona nyaman,” ujarnya.
Selain itu, Kepala Rutan Makassar juga menegaskan pentingnya menjaga marwah institusi dengan tidak memfasilitasi warga binaan dalam hal penyalahgunaan barang terlarang.
Ia mengingatkan seluruh petugas untuk berperan aktif dalam memberantas segala bentuk penyimpangan yang dapat merusak citra dan integritas Pemasyarakatan, khususnya di Rutan Makassar.
“Kita harus menjaga nama baik institusi ini. Setiap tindakan kita akan mencerminkan nilai-nilai yang kita junjung tinggi. Oleh karena itu, tidak ada toleransi bagi mereka yang melanggar aturan,” tegasnya.
Di akhir amanatnya, ia memberikan pesan tegas kepada seluruh jajarannya untuk segera menghentikan segala bentuk pelanggaran sebelum tindakan tegas diambil.
“Jika masih ada yang masih punya nyali untuk bermain-main dengan aturan, saya minta berhenti dari sekarang, sebelum waktu atau keadaan yang menghentikan. Sadarlah,” ujarnya dengan nada serius.
Pesan ini menjadi peringatan keras bagi seluruh petugas untuk selalu menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan tidak terjerumus dalam praktik yang dapat merugikan diri sendiri dan institusi.
Dengan demikian, diharapkan Rutan Kelas I Makassar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, sehingga berdampak pada pelayanan publik yang baik, tanpa pungli dan diskriminasi.
