Makassar – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Makassar memperkuat komitmennya dalam mewujudkan Indonesia bebas dari penyalahgunaan narkoba dengan melaksanakan screening awal rehabilitasi sosial. Kegiatan yang digelar di Klinik Baharuddin Suryobroto Lapas Kelas I Makassar ini diikuti oleh 20 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sebagai langkah deteksi dini.
Proses screening ini bertujuan mengidentifikasi tingkat risiko penggunaan narkoba pada calon peserta rehabilitasi sosial, dengan klasifikasi Resiko Rendah (RR), Resiko Sedang (RS), dan Resiko Tinggi (RT). Hasilnya akan menjadi dasar penentuan program rehabilitasi yang sesuai dengan kebutuhan WBP.
Dalam pelaksanaannya, Lapas Kelas I Makassar menggunakan metode Alcohol, Smoking, and Substance Involvement Screening Test (ASSIST) versi 3.1, sebuah instrumen yang telah teruji secara global untuk mendeteksi keterlibatan individu dalam penggunaan zat adiktif.
“Metode ASSIST dipilih karena efektivitasnya dalam mengukur tingkat penggunaan narkoba melalui serangkaian pertanyaan terstruktur. Ini membantu kami menentukan intervensi yang tepat,” jelas dr. Rosita Noviyanti Agus, dokter Lapas Kelas I Makassar yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Selain tes ASSIST, para peserta juga menjalani pemeriksaan urine untuk memastikan akurasi hasil screening. Langkah ini penting guna memetakan kondisi aktual WBP sebelum menjalani program rehabilitasi lebih lanjut.
Hasil screening akan dilaporkan secara berjenjang kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan melalui saluran yang telah ditetapkan. Kegiatan berjalan lancar dan tertib dengan pengawasan dari staf pengamanan Lapas.
Dengan langkah ini, Lapas Kelas I Makassar berharap dapat memberikan rehabilitasi yang tepat sasaran, mendukung reintegrasi WBP ke masyarakat, dan berkontribusi pada upaya nasional pemberantasan narkoba.
Sumber : Humas Lapas Kelas I Makassar